Dampak Negatif Sifat Takabur Ditunjukkan

Dampak Negatif Sifat Takabur Ditunjukkan

Judi telah menjadi topik kontroversial yang diperdebatkan oleh banyak pihak. Sementara beberapa orang melihatnya sebagai bentuk hiburan yang relatif aman, yang lain menganggapnya sebagai kegiatan yang merugikan dengan dampak negatif yang signifikan. Artikel ini akan membahas beberapa dampak negatif yang terkait dengan praktik perjudian, termasuk masalah keuangan, masalah kesehatan mental, dan konsekuensi sosial yang mungkin timbul.

Salah satu dampak negatif yang paling sering dikaitkan dengan judi adalah masalah keuangan. Bagi banyak orang, judi bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi juga berpotensi menyebabkan kerugian finansial yang serius. Orang-orang yang terlibat dalam perjudian cenderung tergoda untuk terus berjudi dalam upaya untuk mendapatkan kembali kerugian mereka, yang sering kali berakhir dengan lebih banyak kehilangan uang. Terlibat dalam praktik judi yang tidak bertanggung jawab juga dapat menyebabkan hutang yang signifikan dan kesulitan keuangan jangka panjang.

Dampak negatif lainnya yang sering dikaitkan dengan judi adalah masalah kesehatan mental. Seseorang yang kecanduan judi dapat mengalami stres, kecemasan, dan depresi yang berat. Tekanan finansial yang dihasilkan dari kehilangan uang dalam perjudian dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan pribadi, masalah keluarga, dan bahkan bunuh diri. Kecanduan judi juga dapat mengganggu produktivitas dan kinerja seseorang di tempat kerja, serta merusak kualitas hidup secara keseluruhan.

Praktik perjudian yang tidak sehat juga dapat memiliki konsekuensi sosial yang merugikan. Misalnya, seseorang yang kehilangan banyak uang dalam judi mungkin mencoba mencuri atau melakukan tindakan ilegal lainnya untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Ini dapat merusak hubungan dengan orang-orang di sekitarnya dan dapat menyebabkan isolasi sosial. Selain itu, judi yang tidak bertanggung jawab dapat memicu konflik dalam keluarga dan perselisihan hukum terkait perjudian.

Meskipun judi dapat memberikan kegembiraan dan kesenangan kepada beberapa orang, penting untuk diakui bahwa praktik judi yang tidak bertanggung jawab dapat memiliki dampak negatif yang serius. Masalah keuangan, masalah kesehatan mental, dan konsekuensi sosial adalah beberapa contoh dampak negatif yang mungkin timbul. Penting bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan untuk menyadari risiko ini dan mempromosikan praktik perjudian yang bertanggung jawab, serta menyediakan dukungan dan sumber daya bagi mereka yang terpengaruh oleh masalah judi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

Tidak bisa disangkal bahwa handphone atau smartphone menjadi barang yang sangat kita butuhkan untuk beraktivitas. Bahkan, perangkat elektronik ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak. Memang ada banyak macam konten menarik dan mendidik yang bisa diakses dari HP untuk memuaskan rasa ingin tahu anak. Tapi, tahukah Bunda kalau terlalu sering main handphone dapat berakibat buruk terhadap tumbuh kembang anak?

Lalu, bagaimana caranya membatasi waktu si Kecil bermain handphone?

Pola Tidur yang Buruk

Anak yang sering bermain handphone terkadang lupa waktu, yang akhirnya dapat mengganggu pola tidur mereka. penelitian telah mengungkapkan bahwa paparan ponsel dan perangkat elektronik lainnya dapat mengakibatkan perubahan dalam aktivitas otak dan sulit tidur. Efek ini bahkan bisa berujung pada munculnya tanda-tanda stres.

Ketika situasi ini terjadi, dampaknya juga bisa mengganggu proses belajar anak di sekolah, karena kondisi kantuk yang berlebihan sehingga kesulitan untuk fokus pada materi pelajaran. Hal ini berpotensi menghambat kemampuan anak dalam mengikuti pelajaran dengan baik.

Postur Tubuh Buruk

Beberapa anak mungkin menghabiskan berjam-jam dalam sehari dengan posisi duduk yang membungkuk, kepala tertunduk, dan mata menatap layar gadget. Dampak dari kebiasaan ini adalah munculnya masalah seperti sakit punggung dan gangguan pada otot lainnya pada anak-anak.

Nah, nyeri leher dan punggung yang dialami pada usia dini dapat memberikan dampak yang merugikan, karena jika tidak diatasi dengan baik, hal ini berpotensi mempengaruhi postur tubuh anak hingga dewasa.

Tahukah Bunda bahwa terlalu sering menggunakan gadget jadi pemicu utama terjadinya masalah kesehatan mata pada anak? Ketika si Kecil terlalu sering dan terlalu lama menatap layar HP, matanya akan cepat kering karena ia jadi lebih jarang berkedip. Ia mungkin juga jadi lebih sering mengernyitkan mata karena pengaturan kontras cahaya pada layar HP-nya terlalu silau atau terlalu gelap. Lama kelamaan, mata kering dapat berpengaruh terhadap kualitas penglihatan anak itu sendiri.

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Anak Sehat Secara Fisik dan Psikis

Apa Dampak Anak Terlalu Sering Main HP?

Setiap gadget, baik itu HP, tablet, laptop, pada dasarnya dapat diibaratkan seperti dua mata pisau bagi anak. Di satu sisi, penggunaan gawai bisa memiliki dampak positif apabila dimanfaatkan dengan baik, tapi ada juga pengaruh buruknya yang perlu diwaspadai, Bun.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 30% anak berusia di bawah enam bulan sudah mengalami paparan gadget dengan rata-rata penggunaan sekitar 60 menit setiap hari.

Ketika mencapai usia dua tahun, 9 dari 10 anak memiliki paparan gadget yang lebih tinggi, yang berpotensi mengakibatkan anak mengalami gangguan ketergantungan layar gadget, yang dikenal sebagai Screen Dependency Disorder (SDD).

Berikut ini berbagai dampak negatif anak yang terlalu sering menggunakan gadget:

Mempengaruhi Psikologis Anak

Kadang, sebagian game ataupun tontonan yang ia akses dari HP memperlihatkan kekerasan, ucapan kasar, atau adegan yang kurang pantas untuk ditiru sehingga dapat berdampak negatif bagi perkembangan psikologis anak jika ia terus-terusan terpapar.

Nah, anak usia dini adalah peniru yang ulung. Terus-terusan menonton konten yang tidak sesuai usianya dapat memicu si Kecil untuk mencoba atau meniru apa yang ia lihat. Terlebih, Anak-anak di usia dini juga belum bisa membedakan mana yang baik dan salah.

Anak-anak yang sudah ketergantungan main HP juga umumnya cenderung sulit mengontrol emosi, misalnya karena:

Cepat marah saat harus berpisah atau melepaskan gadget.

Merespon dengan tantrum apabila gadgetnya diambil.

Menolak untuk berhenti main HP walau sudah diingatkan berkali-kali.

Tidak tertarik untuk bermain dengan teman-temannya.

Maka itu, idealnya, Bunda sebisa mungkin mendampingi si Kecil selama ia main HP untuk memandu dan mengawasi konten yang ia akses.

Menumbuhkan Kepribadian Pasif

Ketika anak terlalu sering bermain handphone, bisa jadi mereka akan cenderung memilih untuk menatap layar dan menjauh dari interaksi dengan teman sebaya dan anggota keluarganya.

Sebagai akibatnya, kebiasaan ini dapat menghambat kemampuan anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif. Apabila hal ini dibiarkan berlanjut, pengaruh negatif tersebut dapat terbawa hingga masa dewasa.

Sebuah penelitian tahun 2018 dari Universitas Negeri Yogyakarta melaporkan bahwa anak-anak sekolah yang “kecanduan” main HP memiliki kepribadian yang cenderung lebih pasif, seperti individualis, tertutup, apatis (kurang peduli dengan sekitarnya), memiliki rasa sosial yang kurang, pola pikirnya cenderung irasional, suka mencari mudahnya saja, dan kurang mempunyai simpati.

Bisa Membuat Malas

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat membuat si Kecil menjadi terlalu bergantung pada HP-nya untuk menghabiskan waktu sehari-hari.

Ia akan lebih sering menatap layar HP-nya  secara pasif, sambil duduk atau tiduran, daripada beraktivitas fisik seperti bermain di luar rumah atau berolahraga untuk menstimulasi perkembangannya. Kurangnya stimulasi fisik pada usia dini dapat berdampak negatif pada pertumbuhan fisik dan kesehatan anak.

Terlalu sering main HP juga bisa membuat si Kecil menjadi malas belajar banyak hal, seperti membaca dan menulis. Padahal belajar membaca dan menulis adalah keterampilan yang sangat penting dan harus dilatih secara konsisten untuk mempersiapkan si Kecil masuk sekolah.

Cara Membatasi Waktu Anak Bermain Handphone (Screen Time)

Nah, agar efek negatif dari penggunaan gadget tidak merugikan si Kecil, penting bagi orang tua untuk memahami kapan saat yang tepat untuk memperkenalkan akses gadget atau mengizinkan si Kecil mulai bermain video game di handphone.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan panduan mengenai screen time alias durasi batas waktu menggunakan gadget yang bisa Bunda dan Ayah terapkan di rumah, sebagai berikut:

Anak 0-2 tahun tidak boleh diberikan main HP sama sekali sampai usianya 2 tahun. Apalagi semata-mata bertujuan untuk menghibur dan membuat anak tenang.

Anak 2 tahun boleh main HP maksimal 1 jam per hari, tidak boleh lebih dari itu. Semakin sedikit, semakin baik.

Anak 3-5 tahun boleh main HP maksimal 1 jam dalam satu hari. Screen time boleh dipakai untuk tujuan hiburan (non-edukasi), misalnya untuk membaca E-Book. Tapi, total batas pemakaiannya tetap tidak boleh lebih dari batas waktu yang direkomendasikan.

Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengalihkan perhatian si Kecil dari ketergantungan pada gadget, antara lain:

Penggunaan HP tidak boleh mandiri, harus didampingi dan dipantau orang tua untuk memastikan konten yang ia akses berkualitas dan menjelaskan apa yang sedang mereka pelajari.

Luangkan waktu khusus atau quality time bersama keluarga tanpa melibatkan gadget. Lakukan kegiatan yang menghibur, seperti membaca buku, bercerita, berjalan-jalan di taman, atau bermain permainan yang seru.

Pengurangan penggunaan gadget oleh orang tua juga penting, mengingat anak cenderung meniru kebiasaan dari orang-orang terdekatnya.

Usahakan untuk tidak menggunakan gadget sebagai bentuk hadiah atau cara untuk mengalihkan perhatian.

Perbanyaklah waktu untuk melakukan aktivitas fisik di luar ruangan. Para ahli menyarankan agar anak-anak menghabiskan setidaknya tiga jam dalam sehari di luar ruangan sebagai langkah pencegahan terhadap risiko miopia atau rabun jauh.

Pastikan anak mendapatkan cukup tidur di malam hari. Para ahli juga menyarankan untuk tidak menggunakan handphone setidaknya satu jam sebelum tidur.

Ajak anak untuk aktif berinteraksi dengan teman sebayanya, hal ini dapat membantu si Kecil memperoleh dan mengasah keterampilan sosial serta membangun hubungan yang lebih baik.

Baca Juga: 10 Contoh Kegiatan Motorik Kasar dan Halus untuk Anak TK (4-5 Tahun)

Nah, demikianlah penjelasan lengkap mengenai dampak terlalu sering bermain handphone pada anak usia dini. Jadi, jangan anggap remeh bahaya ketergantungan gadget, terutama pada kesiapan belajar si Kecil. Sebab pada tahap ini, anak-anak masih butuh banyak bermain dan mengeksplor dunia sekitarnya untuk belajar, bukan berdiam diri di kamar menatap layar berjam-jam.

Yang perlu diingat, sebagai orang tua, konsistensi Bunda dalam mengawasi serta memberikan arahan yang tepat bagi penggunaan gadget sangatlah penting, sehingga si Kecil dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Jangan lupa juga kunjungi Sekolah Generasi Maju untuk mendapatkan pedoman lengkap seputar tips stimulasi dan cara memaksimalkan perkembangan si Kecil untuk siapkan prestasinya. Yuk, kunjungi sekarang juga, Bun!

Melansir smpn21purworejo.sch.id, judi adalah setiap permainan yang tidak lepas dari merampas harta orang lain atau merugikan orang lain. Judi adalah suatu aktivitas yang direncanakan ataupun tidak dengan melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan jaminan atau taruhan, sehingga yang menang akan diuntungkan dan yang kalah akan merasa dirugikan.

Salah satu dampak negatif dari judi adalah berdampak pada kehidupan pribadi dan sosial seseorang. Dampak negatif perjudian bagi kehidupan pribadi dan sosial, sebagai berikut:

- Termasuk perbuatan setan yang dapat merugikan pribadi dan orang lain.

- Merugikan ekonomi karena ketidakpastian usaha yang mereka lakukan dan dapat menimbulkan permusuhan dan kedengkian.

- Dapat menyebabkan kelalaian dalam melaksanakan kewajiban.

- Tertutupnya kepekaan rasa manusiawi dan hilangnya rasa malu dan kasih sayang sesama manusia.

- Seseorang menjadi malas bekerja sehingga dapat melakukan perbuatan yang dilarang agama.

- Dapat menghancurkan kestabilan, kerukunan, dan keharmonisan keluarga.

- Dapat menimbulkan kesedihan dan penyesalan di kemudian hari.

Game online telah menjadi hiburan yang sangat populer di kalangan remaja. Dengan kemajuan teknologi, akses ke game online semakin mudah dan menarik. Namun, di balik kesenangan dan tantangan yang ditawarkan, ada risiko serius yang mengintai, yaitu kecanduan game online. Artikel ini akan mengulas dampak buruk kecanduan game online terhadap remaja dan menawarkan strategi untuk mengelola serta mencegah dampak negatif ini.

Kecanduan game online pada remaja dapat membawa berbagai dampak negatif, baik secara psikologis maupun sosial. Secara psikologis, remaja yang kecanduan game online sering mengalami gangguan tidur, penurunan konsentrasi, dan masalah emosional seperti kecemasan dan depresi. Mereka mungkin merasa tergantung pada game sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan dan pelarian dari masalah sehari-hari, sehingga mengabaikan tanggung jawab dan aktivitas lain yang penting.

Dari sisi sosial, kecanduan game online dapat mengisolasi remaja dari keluarga dan teman-teman. Mereka mungkin lebih memilih menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar daripada berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Hal ini dapat mengganggu hubungan sosial dan mengurangi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan nyata. Selain itu, kecanduan game online sering kali dikaitkan dengan penurunan prestasi akademis karena waktu belajar yang berkurang.

(ilustrasi remaja bermain game di komputer. Foto: Pexels/Lan Van Der Linde)

(ilustrasi remaja bermain game di komputer. Foto: Pexels/Lan Van Der Linde)

Salah satu contoh nyata adalah seorang remaja bernama Fadhil, yang mulai kecanduan game online sejak masuk sekolah pertama. Awalnya, game online hanya menjadi hobi, tetapi lama-kelamaan Fadhil menghabiskan lebih banyak waktu bermain game daripada belajar atau berinteraksi dengan keluarga. Prestasi akademisnya menurun drastis, dan ia mulai mengalami masalah tidur serta merasa cemas ketika tidak bisa bermain game.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi orang tua dan remaja untuk mengenali tanda-tanda kecanduan game online sejak dini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain adalah menetapkan batas waktu bermain game, mendorong aktivitas fisik dan sosial yang sehat, serta menyediakan alternatif hiburan yang menarik. Orang tua juga perlu terlibat aktif dalam kehidupan digital anak-anak mereka dengan memahami game yang dimainkan dan berdiskusi tentang bahaya serta tanggung jawab penggunaan teknologi.

Membangun kebiasaan bermain game yang sehat sangat penting untuk mencegah kecanduan. Remaja harus diajarkan untuk melihat game sebagai salah satu bentuk hiburan, bukan sebagai satu-satunya cara untuk merasa bahagia atau melarikan diri dari masalah. Mereka perlu didorong untuk memiliki keseimbangan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk belajar, berolahraga, dan berinteraksi sosial secara langsung.

Dengan menyadari potensi risiko kecanduan game online dan menerapkan strategi pencegahan yang efektif, kita dapat membantu remaja mengelola kebiasaan bermain game mereka dengan lebih sehat. Kesehatan mental dan sosial mereka adalah prioritas utama, dan melalui edukasi serta pencegahan, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka secara positif. Mari kita bersama-sama menjaga keseimbangan antara teknologi dan kehidupan nyata, agar remaja kita dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

Kesulitan Memahami Pelajaran

Kecanduan bermain gadget juga berpengaruh pada kemampuan kognitif anak dalam belajar dan mengolah informasi yang pada akhirnya berdampak negatif pada pencapaian akademis si Kecil di sekolah

Contohnya, dalam konteks pembelajaran di sekolah, anak cenderung mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan guru. Selain itu, anak-anak cenderung cepat kehilangan minat dalam belajar dan membaca buku.

Risiko kerusakan fungsi kognitif akibat penggunaan gadget ini dapat meningkat jika paparan terhadap gadget dimulai sejak usia dini.

Menghambat Kemampuan Bahasa Anak

Kebiasaan main smartphone secara berlebihan adalah salah satu faktor risiko keterlambatan bicara (speech delay) yang paling umum, tapi jarang disadari orang tua. Hal ini karena penggunaan yang berlebih bisa membuat anak “ketergantungan” sehingga enggan melepaskan gadget.

Sebuah penelitian tahun 2018 melaporkan, durasi main handphone yang bertambah selama 30 menit per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan bahasa ekspresif sebesar 2,3 kali lipat.

Gangguan bahasa ekspresif itu, Bun, adalah kendala berekspresi, di mana anak dapat memahami apa yang dikatakan orang lain, tapi sulit baginya untuk meramu kata dengan baik  untuk merespon perkataan orang tersebut serta kesulitan untuk mengatakan apa yang hendak ia katakan.

Kurangnya interaksi dengan orang lain bisa mengurangi perbendaharaan kata anak. Oleh sebab itu, setiap orang tua harus memperhatikan dan membatasi penggunaan gadget pada anak. Jika tidak segera ditangani, maka anak akan cenderung menutup diri dan enggan berbicara dengan orang lain.